Custom Glitter Text
Banyoe Mili = Air mengalir (sungai) adalah aliran kehendak ALLAH. Kita yang berperahu di atas sungai dan mengikuti alirannya adalah mengikuti kehendak ALLAH. Apapun yang kita lakukan di atas perahu adalah berpengaruh untuk kita tapi tidak merubah aliran air. Aliran air sungai selalu ke bawah bermakna penurunan kuantitas umur dan kekuatan fisik. Aliran sungai ke laut bermakna kematian dan kembali kepada kumpulan spirit atau keharibaanNya. Ikhtiar manusia tidak memberi bekas kepada kekuasaan dan kehendak Allah SWT (Al Hadist). Ikhtiar manusia hanyalah memberi nilai untuk manusia itu sendiri. Pada dasarnya ikhtiar manusia merupakan bagian yang integral dari kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Wallahua'lam

Senin, 17 Januari 2011

Benarkah Wanita Baik-baik Akan (Selalu) Dapat Pria Baik-baik?

Posted on 17.18 by Oby_arsyil's blog


Cinta, adalah salah satu misteri
yang sampai saat ini masih belum
bisa dipecahkan. Bagaimana sebuah
proses cinta mengalir. Kalau ada
yang mengatakan dari mata turun
ke hati, bagaimana pula dengan
jatuh cintanya orang buta?. Jelas
dia tidak bisa melihat pasangannya,
tapi mereka bisa saling jatuh cinta
dan menikah. Kesimpulan saya, cinta
tetap merupakan misteri tak
terdefinisikan.

Banyak orang yang
sampai sekarang ini berusaha
merangkai kata untuk mengartikan
dan menerjemahkan cinta, ada yang
literal dan ada juga yang mencoba
untuk berfilsafat. Tapi tak ada yang
benar-benar mampu mewakili arti
cinta yang demikian dalam dan luas.

Hal unik dalam dunia percintaan
adalah sebuah kalimat : “tenanglah!
Wanita baik-baik akan mendapat
pria baik-baik dan begitu juga
sebaliknya ”. Benarkah demikian?
Pada dasarnya, kalimat ini muncul
saat salah satu pasangan merasa
dikecewakan dan dinasehati oleh
orang lain dengan kalimat keramat
tersebut. Umumnya manjur, sebab
dalam hati ia akan yakin kalau
memang yang baik akan mendapat
yang baik dan yang buruk juga
begitu. Tapi sebentar, ternyata
keliru. Banyak kita lihat pasangan
yang tidak “sepadan”. Artinya, ada
yang isrtinya baik, saleha, rajin,
keibuan dan sabar. Malah mendapat
suami kasar, brutal, pemabuk dan
tak segan memukul. Begitu juga
kebalikannya, seorang suami yang
taat, penyabar, tekun dan rajin
malah mendapat istri yang norak,
egois, suka selingkuh dan tidak
pandai memasak.

Apa ada yang salah dengan kalimat
di atas? Ternyata tidak juga. Kita
ternyata mengartikan frasa “wanita
baik-baik” atau frasa “pria baik-
baik” dengan standart kasat mata
kita. Sementara, untuk ukuran baik
itu sangat relatif. Baik versi
manusia tentu berbeda dengan baik
versi Sang Pencipta.

Ternyata,
bisa jadi pasangan yang tidak
sepadan itu (misal : seorang wanita
saleh mendapat suami pemabuk)
adalah rencana Sang Khalik. Dia
mengirimkan seorang suami yang
mesti diluruskan. Dan di situlah
kebaikan itu benar-benar mendapat
ujiannya. Mampukah sang istri
membuat perubahan pada
pasangannya? atau malah dia ikut-
ikutan menjadi kasar?.

Ia, ternyata pria dalam ilustrasi di
atas itu adalah pria “baik-baik”,
dalam artian si pria itu baik karena
bisa menambah kadar keimanan dan
keteguhan sang istri. Sang suami
adalah rintangan yang baik.
Rintangan yang akan
menyempurnakan kebaikan
pasangannya.

Akhir kata, keep istiqomah..tetaplah menjadi
manusia yang berusaha berjalan di
jalan yang di ridhoiNya. Kita,
terkadang diberikan imbalan yang
tak pantas meski kita telah berbuat
kebajikan. Lantas kita menggerutu,
padahal imbalan yang tak pantas itu
adalah aral yang digunakan untuk
menguji apakah kebajikan yang kita
lakukan sebelumnya mengharap
pamrih. Atau kita memang ikhlas.
:)
Wallahu ‘Alam Bisshawab.

1 Response to "Benarkah Wanita Baik-baik Akan (Selalu) Dapat Pria Baik-baik?"

.
gravatar
Anonim Says....

dengan sedikit argumen berbeda..
ayat an nur ayat 26 di atas jangan dibaca sepotong.
klo kita mau membacanya secara utuh, sebenarnya ungkapannya tdk seluas itu...
sy tidak setuju 100%....
ini argumen sy: http://wp.me/pFocl-tR
kalimat itu atau ungkapan itu sebenarnya tafsir yg keliru...

Leave A Reply