Custom Glitter Text
Banyoe Mili = Air mengalir (sungai) adalah aliran kehendak ALLAH. Kita yang berperahu di atas sungai dan mengikuti alirannya adalah mengikuti kehendak ALLAH. Apapun yang kita lakukan di atas perahu adalah berpengaruh untuk kita tapi tidak merubah aliran air. Aliran air sungai selalu ke bawah bermakna penurunan kuantitas umur dan kekuatan fisik. Aliran sungai ke laut bermakna kematian dan kembali kepada kumpulan spirit atau keharibaanNya. Ikhtiar manusia tidak memberi bekas kepada kekuasaan dan kehendak Allah SWT (Al Hadist). Ikhtiar manusia hanyalah memberi nilai untuk manusia itu sendiri. Pada dasarnya ikhtiar manusia merupakan bagian yang integral dari kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Wallahua'lam

Rabu, 19 Januari 2011

Jagalah Lisan, Besar Hati adalah Kunci Ukhuwah

Posted on 06.39 by Oby_arsyil's blog


Manusia adalah makhluk sosial
dalam artian makhluk yang tidak
bisa hidup sendiri atau lebih
sederhananya butuh teman.
Dalam
islam juga ada yang namanya
ukhuwah (saudara) yaitu jalinan
persaudaraan antara satu dengan
yang lain.

Tidak bisa kita pungkiri
bahwa setiap insan pasti memiliki
dan harus memiliki apa yang
namanya teman . teman yang mampu
menghibur dikala sedih, menasihati
dikala salah dll. Imam syafi’I pernah
berkata ” 1 musuh terlalu banyak,
1000 teman belum cukup”.

Belasan
tahun atau bahkan puluhan tahun
kita pasti sudah banyak memiliki
teman, tapi tidak bisa dipungkiri
juga bahwa setiap kita pasti memiliki
rasa benci terhadap seseorang,
entah karena cara berfikirnya yang
tidak cocok atau cara dia berbicara
yang tidak mengggunakan akal
(baca; ceplas-ceplos). tapi apakah
selamanya kita akan membenci dia
dengan sebab itu semua ??

Diriwayatkan oleh bukhari dan
muslim bahwa nabi saw bersabda ”
demi jiwaku yang berada di
tanganNya, tidak beriman seorang
hamba itu sampai dia mencintai
tetangganya (saudaranya) sama
seperti dia mencintai dirinya ”. benci
terhadap tetangga depan rumah
yang sudah lama dikenal misalnya,
Kita boleh saja membenci seseorang
tapi tidak untuk selamanya, nabi
saw juga bersabda ” tidak
diperbolehkan seorang muslim itu
untuk tidak bertegur sapa lebih dari
3 hari ….” (muttafaq ‘alaih), boleh
saja kita berkata “ah sapa juga
yang butuh dia, urusan kah”, tapi
bisa jadi dia akan berguna bagi kita
kelak “hari ini boleh jadi kita akan
membenci hujan yang turun, tapi
suatu saat kita akan berkata
‘ kapan ya hujan turun ?’ “. lantas
saat ini apa yang harus kita
lakukan untuk menjaga yang
namanya ukhuwah ini ??

1. Besar hati dan khusnudzon

Besar hati disini bermakna pemaaf.
Mungkin ada teman kita ketika
berbicara tanpa dia sadari
perkataannya cukup menorehkan
luka dalam hati (menyinggung)
ataupun dia memiliki sifat yang sok
tau dan gak mau disalahkan
misalnya. Disnilah kita harus
mencoba berbesar hati dan
berkhusnudzon.

Bisa jadi memang
cara berbicara dia seperti itu atau
mungkin dia tidak sengaja berbicara
seperti itu atau bahkan sifatnya
udah seperti itu sejak dalam
kandungan (kalau ini mah paraaah).

Allah swt pencipta manusia dan juga
dia maha pemaaf, lantas apa hak
kita untuk tidak memaafkan teman
yang telah berbuat salah kepada
kita ??. tekadang penulis iri dengan
ukhuwah penduduk negeri ini
(yaman, red).
Mereka bukan lagi
pemaaf, tapi juga mudah memaafkan.

2. Jaga lisan

Sudah sering kita mendengar
pepatah “lisan itu lebih tajam
daripada pedang”. Kalo kita
merenungi sejenak pepatah di atas
memang tak ada yang salah. Adu
domba atau naminah itu berasal dari
lisan, ucapan yang mampu
mempengaruhi seseorang. Ketika dia
sedang berkumpul dengan kelompok
A dia berkata begitu manis, namun
ketika dia berkumpul dnegan
kelompok B, dengan mudahnya dia
memplintir berita atau menjelek-
jelekkan kelompok A. “eh, si fulan
tadi ngejek keluarga ente tuh”,
“fulan, masa’ bapak ente dibilang
koruptor, padahal kan mantan”, jadi
inget suatu lagu “lidah tidak
bertulang”. ckckckc…
Naudzubillah…

“sesungguhnya setiap orang
mukmin itu bersaudara, maka
damaikanlah diantara mereka dan
bertakwalah kepada allah supaya
kamu mendapat rahmat ” (QS: al-
hujurat 10). Marilah kita semua
menjaga ukhuwah, mencoba
berbesar hati, menjaga lisan dan
juga berkhusnudzon, ketika
seseorang mencoba untuk
mengislah atau mendamaikan suatu
perselisihan maka hendaknyalah
kita mendukungnya bukannya malah
bersuudzon bahwa dia itu hanya
mau mengadu domba. Intinya
gunakan telinga dan lisan dengan
baik dalam segala hal.

Waallahu a’lam…

No Response to "Jagalah Lisan, Besar Hati adalah Kunci Ukhuwah"

Leave A Reply