Custom Glitter Text
Banyoe Mili = Air mengalir (sungai) adalah aliran kehendak ALLAH. Kita yang berperahu di atas sungai dan mengikuti alirannya adalah mengikuti kehendak ALLAH. Apapun yang kita lakukan di atas perahu adalah berpengaruh untuk kita tapi tidak merubah aliran air. Aliran air sungai selalu ke bawah bermakna penurunan kuantitas umur dan kekuatan fisik. Aliran sungai ke laut bermakna kematian dan kembali kepada kumpulan spirit atau keharibaanNya. Ikhtiar manusia tidak memberi bekas kepada kekuasaan dan kehendak Allah SWT (Al Hadist). Ikhtiar manusia hanyalah memberi nilai untuk manusia itu sendiri. Pada dasarnya ikhtiar manusia merupakan bagian yang integral dari kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Wallahua'lam

Kamis, 23 Desember 2010

…karena pacaran diajarkan?

Posted on 15.32 by Oby_arsyil's blog

Apa yang ada dalam pikiran kamu
ketika membaca judul ini? Hmm..
mungkin ada yang memahami:
“ bahwa pacaran memang diajarkan,
sehingga ya wajar banyak yang
pacaran. ” Sebagian yang lain
berpikir, “Ooh.. pacaran itu
diajarkan, jadi boleh-boleh saja
melakukannya. ” Selain itu ada lagi
nggak? Opsi lainnya ini kayaknya
nih: “karena pacaran diajarkan,
maka memang itulah realitanya dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi, nggak
perlu merasa khawatir
dipermasalahkan. Toh, udah biasa
dong ya. ” BTW, kamu pilih jawaban
yang mana dari ketiga pilihan tadi?
Atau mungkin kamu punya jawaban
sendiri ya. Baiklah. Kita langsung
saja ke TKP.

Saat ini, pacaran
udah dianggap sebagai jalan suci
menjalin kasih di antara para
remaja. Tak sedikit pasangan yang
sudah mengikat janji setia di antara
mereka. Sepertinya, setelah
mendapatkan status sebagai
pacarnya si anu, seorang remaja
berhak memamerkannya kepada
teman lainnya dan ada kewajiban
menjaga pasangannya. Minimal
ngajak jalan-jalan dan ada waktu
khusus ketemuan. Malah ada yang
dikunjungi secara rutin (idih, WC
kaleee).

Pacaran sehat, tetap maksiat

Kebanyakan anak sekolah yang
ketika ditanya kenapa pacaran,
jawabannya: “kami kan pacarannya
sehat, Pak”. Weleh-weleh… udah
bisa berdalil rupanya teman kita ini.
Sehat menurut siapa? Lagian
standar sehat dan nggak sehatnya
apa sih? Kok kayaknya gampang
banget mengklaim bahwa yang
dilakukannya adalah pacaran sehat?
Mungkin, yang dimaksud pacaran
sehat menurut para remaja yang
mengklaimnya adalah: tanpa seks.
Okelah, seks bebas atau berzina
memang berbahaya dan dosa. Itu
nggak sehat menurut syariat. Tapi,
apa ada jaminan kalo orang yang
pacarannya nggak sampe ngeseks
bisa terus bertahan? Nggak juga
kok. Sebab, kalo dilakukan PNDK
alias Penelusuran Nafsu Dan
Kekuatan, banyak remaja yang
nggak tahan menahan nafsu. Justru
karena nafsu makin kuat kalo udah
ada kesempatan. Betul? Jadinya,
yang tadinya “baik-baik” pun,
berubah jadi “biadab” dan
berperilaku bak hewan. Dasar
bajigur! Naudzubillah min dzalik.

Maklum, soal nafsu dan kekuatan
emang bisa mengalahkan akal sehat
dan juga keimanan. Sebab, ketika
keimanan yang cuma nyangkut di
KTP itu, setan pun getol bergerilya
dan menaburkan jerat-jerat dan
mengobarkan hawa nafsu kepada
mereka yang imannya kendor. Kalo
udah gitu, setan tinggal jejingkrakan
sambil diriingi irama kesesatan
karena udah berhasil
menjerumuskan manusia ke jurang
nista karena akal sehat dan imannya
terkubur hawa nafsu.
Benar adanya firman Allah Swt. (yang
artinya): “Maka pernahkah kamu
melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhan-nya dan
Allah membiarkannya berdasarkan
ilmuNya dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah
yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran ?” (QS al-
Jaatsiyah [45]: 23)
Dalam ayat yang lain, Allah Swt.
menegaskan bahayanya zina.
Seperti dalam firmanNya (yang
artinya): “Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang
buruk. ” (QS al-Israa [17]: 32)
Bukti lain bahwa pacaran ini bisa
menjerumuskan pelakunya kepada
kemaksiatan yang lebih jauh lagi,
yakni berzina, bisa dilihat dari
maraknya pemberitaan di media
massa. Banyak remaja putri yang
dihamili pacarnya. Ada sih cowoknya
yang kemudian menikahinya tapi
nggak sedikit yang kabur sambil
menghilangkan jejak.

Nikmat sesaat, sengsara
selamanya
Rugi! Ya, rugi banget dan rugi berat
kalo kita cuma ngejar kenikmatan
sesaat tapi sengsara selamanya.
Mereka yang terkategori gawat
darurat dalam urusan parahnya
mengendalikan hawa nafsu sering
berbuat nekat. Hubungan seks yang
cuma legal dilakukan sepasang
suami-istri ternyata mereka berani
melakukannya juga dengan
pacarnya. Waduh, ini kan sangat
berbahaya. Kalo nafsu udah di
ubun-ubun, mereka suka lupa
dengan norma apalagi dosa.
Ah, ini namanya nafsu kenceng,
keimanan blong. Ya, susah
ngeremnya. Duh, kondisi ini terasa
kian berat bagi kita. Sebab, setiap
tarikan napas kita sudah bercampur
debu kemaksiatan. Mau nonton
televisi, tayangan yang banyak
muncul justru yang “gersang” alias
“seger” merangsang. Mau baca
tabloid, majalah, koran, juga kita
rasanya pengen muntah karena
disuguhi menu yang “itu-itu” aja.
Utamanya di tabloid dan majalah
“ esek-esek”. Nyaris nggak ada
pilihan bagi kita. Menurut Walter
Lippman, bisa diistilahkan sebagai
“ pictures in our head”. Sebab,
semua gambaran informasi itu ada di
manapun dan diberikan dengan
penguatan pesan seolah-olah itu
benar dan harus diikuti. Informasi itu
terbentuk di kepala setiap orang
karena disampaikan secara gencar
dan rutin di berbagai media massa.
Gawat! Jadi, karena semuanya
begitu, maka jangan salahkan pem­
baca dan pemirsa 100 persen, bila
kemudian mereka berperilaku bejat.
Para pengelola acara televisi, radio,
internet dan pengelola bisnis
majalah, koran, dan juga tabloid
kudu bertanggung jawab juga (eh,
negara juga dong).
Oke deh, hati-hati dengan pacaran
ini. Lebih enak dan benar emang
menikah. Kenapa? Karena dalam
ikatan pernikahan yang sah kamu
boleh sesukanya bermesraan
dengan pasanganmu tanpa kudu
merasa risih. Asmara yang mekar
juga sudah jelas sasarannya.
Rindunya bukanlah rindu yang
terlarang. Bahkan cintanya adalah
cinta yang suci-bersih dan tentunya
semua yang dilakukan, asal sesuai
dengan tuntunan syariat, so pasti
halal. Ya, halal. Jadi, kalo pacaran
adalah nikmat yang membawa
mudharat, sementara menikah
adalah nikmat dan sesuai syariat.
Pilih mana? Orang cerdas pilih taat
syariat. Betul?
Mungkin di antara kamu ada yang
komentar: “Lha, kita masih remaja,
kan belum dibolehkan nikah?” Gini
aja, jadikan info ini sebagai bekal
pemahaman, dan sekarang fokus
belajar dan raih cita-citamu. Setuju?

No Response to "…karena pacaran diajarkan?"

Leave A Reply