Custom Glitter Text
Banyoe Mili = Air mengalir (sungai) adalah aliran kehendak ALLAH. Kita yang berperahu di atas sungai dan mengikuti alirannya adalah mengikuti kehendak ALLAH. Apapun yang kita lakukan di atas perahu adalah berpengaruh untuk kita tapi tidak merubah aliran air. Aliran air sungai selalu ke bawah bermakna penurunan kuantitas umur dan kekuatan fisik. Aliran sungai ke laut bermakna kematian dan kembali kepada kumpulan spirit atau keharibaanNya. Ikhtiar manusia tidak memberi bekas kepada kekuasaan dan kehendak Allah SWT (Al Hadist). Ikhtiar manusia hanyalah memberi nilai untuk manusia itu sendiri. Pada dasarnya ikhtiar manusia merupakan bagian yang integral dari kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Wallahua'lam

Selasa, 11 Januari 2011

Komen di Facebook: Banyak-Banyakan???

Posted on 15.26 by Oby_arsyil's blog

“Sehari gak facebook-an rasanya
ada yang kurang.” Kutipan sms
promosi dari salah satu operator
gsm itu bikin miris. Sebegitu
mendarah dagingkah facebook bagi
kita? Sampai-sampai tidak bisa tidak
online barang sehari, mesti ngecek
fb. Padahal apa ya yang kita
harapkan, paling-paling hanya
ngintip notifikasi. Dan ini suatu
bentuk bahwa: manusia ingin
diperhatikan.

Kadang ingin update status, lagi
kepingiiiiiiin banget. Tapi bingung
mau update apa, sampe cari-cari
inspirasi, buka buku, googling,
sampe mikir tapi mentok, tetep gak
nemu juga apa yang mau di share.
Tapi kadang bisa juga sekalinya
aktif, inspirasi buat ngupdate status
ngalir terus, alhasil home teman kita
didominasi oleh share-an kita,
entah itu status, link, foto, dsb. Dan
kayanya gak afdol sebuah update-
an, terutama status, tanpa komen
atau jempol tersembul. Bahkan ada
kelompok yang sudah janjian untuk
menjempolkan status temannya
apapun isinya. Hmm, supaya apa
ya? Bahkan pernah baca status
teman begini, “komen dan jempol
adalah hal yang sangat penting bagi
sebuah status. ”

Sebagai manusia normal yang ingin
diperhatikan, saya pun
mengharapkan feedback tersebut.
Namun gak semua yang kita bagi
sesuai atau dimengerti oleh orang
lain. Karena biasanya, friend kita
me-like atau merespon status
karena satu sudut pandang, sedang
mengalami hal yang serupa, atau
dimengerti oleh mereka. Sedangkan
yang tidak sepaham, seleranya
bukan gue banget, atau ngomong
apa kali gak jelas, kita anggap
spam. Tapi ada orang tertentu yang
mau update apa ajalah bakal dapet
feedback bertubi-tubi, misalnya
artis, tokoh terkenal, sampe yang
bukan siapa-siapa namun foto
profilnya menggoda atau cuantik
rek, bakal kebanjiran order juga
tuh. Kebanjiran order notifikasi
maksudnya, untuk dibalas.

Harapan akan ngebulnya komen di
status gak salah sih. Cuma saya
agak merasa ada sedikit ke-
egoisan dari sistem pengomen
(bukan pengamen, pengomen adalah
sebutan untuk orang yang memberi
komen di status orang) dan
penstatus (bukan pencetus,
penstatus adalah orang yang meng-
update status). Penstatus selalu
terbaca lebih aktif, lebih bergairah
ketimbang pengomen. Misalnya A
mengomeni status B, B terbaca aktif
pengennya dibalas terus oleh A,
nanya-nanya dan munculin topik
diluar tema status supaya dapat
komen banyak. Namun gantian,
giliran B mengomeni status A, B
terbaca ngasal, niat gak niat dan
sedikit sekali antusiasmenya. Jadi
teringat kata-kata teman saya,
teman saya kata orang terkenal
yang saya lupa siapa, begini
kutipannya “manusia selalu hanya
tertarik pada dirinya sendiri.” Hmm,
egois ya…

Ada tipe lain lagi selain tipe janjian
jempol dan pancingan komen, yaitu
tipe yang males facebook-an or
bisa juga disebut facebookers
normal. Cirinya, kalau statusnya
dikomen balas seperlunya dengan
bahasa wajar, bahkan tidak dibalas
jika dirasa tidak perlu. Kenapa saya
bilang bahasa wajar? Karena saya
sendiri merasa kalau bahasa
facebook suka tidak wajar. Mengapa
ketika sms-an dan balas komen
gaya tulisannya beda? Apa karena
di facebook dilihat oleh orang lain
makanya harus agak hyperbole?
Sedangkan di sms hanya man-to-
man or satu lawan satu? Menyadari
itu saya ubah total gaya bahasa
saya di facebook.

Kini, saya pun berusaha menjadi
facebookers normal. Karena dulu
saya memang facebookers rada-
rada. Meng-update status tidak
sesering dan segamblang dulu. Tak
kecewa bila tak ada feedback,
karena saya menulisnya tanpa
beban, dan memang di desain
supaya hanya saya yang paham isi
dan maksudnya. Merasa tidak perlu
mempublikasikan kehidupan pribadi
dunia nyata ke dunia maya. Status-
status yang di share maknanya
tersirat. Yang membaca hanya
menebak tak mengerti. Terkadang
share yang bermanfaat, atau status
just for fun, tetap tanpa beban.

No Response to "Komen di Facebook: Banyak-Banyakan???"

Leave A Reply